Pages

 

Selasa, 04 September 2012

Suramadu Percepat Perkembangan Ekonomi Madura

0 komentar
PEMBANGUNAN jembatan antar-pulau terpanjang di Indonesia Surabaya-Madura (Suramadu) akan mempercepat perkembangan perekonomian di Madura yang selama ini terisolasi.
Suramadu akan mempercepat perkembangan ekonomi Madura yang terisolasi, kata Staf Ahli Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bapenas) Ngakan Putu Miharjana, acara diskusi Pengembangan Madura Pasca Pembangunan Jembatan Suramadu bersama Forum Eksekutif Ikatan Keluarga Alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopermber, di Jakarta, Sabtu (6/6).
Namun, infrastruktur tidak menciptakan ekonomi, hanya membantu mempercepat supaya potensi bisa direalisasikan. Terutama terkait transportasi seperti adanya jembatan akan menurunkan biaya transport, meningkatkan produktifitas, dan pergerakan ekonomi di daerah itu lebih murah. Selain itu, bisa membantu untuk menggali pontensi-pontensi lokal dari Surabaya ke Madura begitu juga sebaliknya.
Menurut dia, potensi Madura yang besar di sektor perkebunan adalah tembakau dan sumber daya alam seperti minyak gas. Pemanfaatan lahan untuk wilayah industri akan terjadi, karena di Surabaya sangat padat dan harganya mahal sehingga kalau dibentuk daerah kawasan industri sudah sulit. Sehingga perkembangan industri itu bisa mengalir ke Madura dengan terbentuk kawasan industri.
Jembatan Suramadu merupakan terpanjang di Indonesia yakni sekitar 5,4 kilometer dibangun dengan biaya kontruksi Rp4,528 triliun sumebr dana dari APBN/APBD dan pinjaman bilateral dari China.
Ia menambahkan kalau suatu daerah yang ekonominya tidak terlalu besar seperti Madura dan dihubungkan Surabaya dengan daerah yang ekonominya sudah maju maka yang dikonsuldasi uang maju. Karena yang maju sudah mempunyai beberapa keunggalan sumber dayanya lebih lengkap.
Setelah mereka maksimal dan jenuh baru bergeser ke samping atau Madura, kecuali pemerintah melakukan intervensi, kalau dilepas dengan mekanisme pasar akan mencari yang lebih menguntungkan.
Menurut dia, secara teori diperkirakan disektor wisata dan belanja yang bergerak lebih cepat justru Surabaya. Pembangunan jembatan, pemerintah sudah menghitung potensi yang ada di Madura, dan kemungkinan lain karena Surabaya perkembangan dibatasi oleh kondisi geografis sehingga dengan adanya jembatan industri diharapkan dapat bergeser ke Madura.
Namun, pengembangan daerah industri membutuhkan beberapa faktor pertama modal, sumber daya manusia apakah sudah siap untuk industrialisasi.
Karena itu, diharapkan dengan dibangunnya jembatan Suramadu atau membuka isolasi Madura akan menguntungkan dari aspek ekonomi. Mereka khawatir dampak negatifnya setelah ada jembatan itu, tapi secara sosial ekonomi lebih banyak positifnya.
Menurut dia, dipastikan ada perubahan aspek lingkungan dan akan terjadi konsentrasi dunia baru. Selain itu, pembangunan jembatan Suramadu untungnya tidak jatuh di lahan produkstif sehingga tidak terjadi konversi.
Menyinggung kondisi tata ruang di daerah Madura terkait adanya jembatan Suramadu, kata dia, harus ada pengkajian lagi, karena pasti akan terjadi perubahan dari pusat-pusat kegiatan di daerah industri.
Harus ada percepatan keseimbangan antara dua daerah itu, karena dikhawatirkan kalau tidak direncanakan dengan matang duduk bersama antara Surabaya-Madura, akan jauh jaraknya.
Masih kurang
Sementara itu, Pakar Statistik Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kresnayana Yahya, mengatakan infrastruktur jalan masih kurang menjadi problema di Madura, sehingga kurang mendukung pengembangan daerah tersebut.
Problem di Madura soal infrastruktur jalan, maka diperlukan pengkajian lagi untuk tata ruang di daerah tersebut, kata Kresnayana.
Menurut dia, akibat infrastruktur yang masih kurang itu, sehingga beaya menjadi lebih tinggi dan Madura penduduknya banyak yang miskin.
Madura yang memiliki sebanyak 14 juta jiwa, tapi hanya empat juta yang masih tinggal dan lainnya tidak betah serta lebih senang merantau ke daerah lain.
Empat kabupaten di Madura, yakni Bangkalan dihuni sekitar satu juta jiwa, Sampang penduduknya sekitar 414.000 jiwa daerah termiskin dibanding kabupaten lainnya sehingga mereka banyak yang merantau. Masyarakat Sampang itu yang paling banyak di luar Madura, karena kondisi ekonominya sangat rendah, katanya.
Selain jalan, Madura pada zaman Belanda itu banyak hutan jati, tetapi sekarang sudah habis. Ada 14 sungai hilang sehingga vegetasi dan seluruh tegakan jati sudah tidak ada.
Karena pohonnya tidak ada sehingga beberapa juta kubik air yang terkandung di dalam tanah di Madura sekarang sudah hilang, kata Krenayana juga sebagai Penasihat Dewan Pembangunan Madura

http://www.pelita.or.id

0 komentar:

Posting Komentar