Pages

 

Minggu, 29 Mei 2011

TAMAN REKREASI KOTA Bangkalan : "TRK SIDINGKAP"

8 komentar
Setelah disibukan dengan berbagai aktifitas & rutinitas keseharian kita, tentunya kita butuh waktu sejenak untuk beristirahat serta  melepas penat tentunya dengan keluarga tercinta. Yang menjadi  masalah adalah bagaimana kita bisa liburan bersama keluarga dalam waktu 1 hari, sedangkan untuk berwisata keluar kota Bangkalan kita harus menyiapkan segala sesuatunya, selain waktu yang cukup panjang kita juga memerlukan biaya yang tidak sedikit.


Tapi anda tidak perlu khawatir, di Bangkalan telah ada Taman Rekreasi Kota “SIDINGKAP” (TRK) yang bisa menjadi solusi anda untuk berekreasi dan berlibur bersama keluarga, taman yang di kelola oleh Pemerintah Kota Kabupaten Bangkalan dalam hal ini Dinas Pemuda Dan Olahraga,Kebudayaan Dan Pariwisata (DISPORABUDPAR) mempunyai berbagai fasilitas hiburan dan permainan  yang tidak kalah menariknya dengan yang ada di luar Bangkalan, dari ayunan bermain, mobil mini, prosotan, halang rintang, perahu mesin, perahu bebek, arena memancing sampai dengan fasilitas kolam renang serta lengkap dengan kafetaria yang berada di lantai 2 dengan harga yang sangat terjangkau, 
jadi anda bisa melepas dahaga serta melepas lelah setelah bermain sambil melihat pemandangan dari atas kolam renang. Dan bagi anda umat Muslim yang ingin beribadah anda jangan khawatir di tempat ini juga tersedia Mushola sehingga anda tetap bisa beribadah meski pun anda sedang berlibur. Berlokasi  di Jalan Sukarno Hatta tepatnya di belakang Stadion Gelora Bangkalan (SGB) ini sangat strategis dan cukup mudah di jangkau dari berbagai lokasi di seluruh penjuru kota Bangkalan, keamanan di tepat ini pun sangat terjamin karena langsung di bawah tanggung jawab DISHUBKOMINFO Kabupaten Bangkalan sehingga anda semua tidak perlu khawatir dengan kemanan kendaraan milik anda, jadi kenyamanan pun juga sangat terjamin. 
Tapi kenyamanan akan lebih terjaga apabila dari anda para pengunjung pun mampu menjaga dan menaati aturan maupun himbauan seperti “JANGAN MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN” karena akan membuat kotor di sana sini, pemandangan pun akan tercemar, “JANGAN MENGINJAK RUMPUT” karena rumput tersebut sengaja di tanam untuk menjaga keasrian taman tersebut.  Jadi untuk apa anda bersusah payah dan menghabiskan banyak uang untuk berlibur keluar kota kalau di Bangkalan pun ada tempat untuk bersantai bersama keluarga. Sebenarnya masih banyak tempat tempat berlibur dan berwisata yang menarik dan tidak kalah indah dengan tempat tempat di luar Kota Bangkalan akan tetapi Masyarakat Bangkalan  tidak mengetahui tentang potensi di Kabupaten Bangkalan. Oleh karenanya kami akan selalu berusaha menghadirkan liputan liputan sekitar  Kabupaten Bangkalan untuk menuju "Explorasi Potensi Madura" tentunya dengan bantuan dan dukungan dari semua pihak.




GALERI Taman Rekreasi Kota Bangkalan "TRK SIDINGKAP"

  

  •             PENGELOLA KOLAM RENANG "TRETAN "           







  •  KOLAM RENANG
 








  • TEMPAT JAJANAN









supported by :
  • Pengelola Taman Rekreasi Kota “SIDINGKAP”
  • Pengelola Kolam Renang "TRETAN"
News by

Berburu Kuliner :: Di Awali dari Kota BANGKALAN

0 komentar
Sabtu, 15 September 2007 lalu Serombongan JS Surabaya melakukan perjalanan dinas artinya: jalan-jalan dan makan-makan ke Pulau Madura. Begitu tiba di kota pertama, Bangkalan, mereka langsung nyosor ke Warung "Amboina". Memang terdengar out of place. Wong warung makan di pulaunya Pak Sakerah, kok namanya Amboina? Kita hanya dapat menduga bahwa pemiliknya dulu adalah seorang matroos (awak kapal) yang berlayar ke berbagai penjuru, dan tertambat hatinya dengan keindahan Amboina Manise.
 
Pendek kata, "Amboina" adalah warung makan yang terkenal sejak zaman tempo doeloe. Warungnya rapi, bercat hijau, terletak di pinggir lun-alun. (Harap dicatat, di Madura tidak ada alun-alun. Yang ada lun-alun, tak iye? Di Madura juga tak ada TK, karena yang ada adalah TN alias Taman Nak-kanak. He he, memang sama saja, hanya pelafalannya yang beda).
 
Warungnya bergaya khas tempo doeloe. Karena sempit, hanya ada dua deretan bangku panjang menghadap meja panjang yang menempel ke masing-masing dinding. Karena laris, tak jarang tamu harus antre menunggu giliran tempat duduk. Tak heran pula bila tamu yang datang berdua akan terpisah tempat duduknya karena keterbatasan tempat.
 
Hidangan paling populer di "Amboina" adalah soto dan nasi petis. Madura memang terkenal sotonya. Tetapi, Soto babat dari Bangkalan berbeda secara distinctive dari Soto Pamekasan, dan berbeda pula dari Soto Sumenep.
 
Konon, teman-teman JS terkejut karena nasi petis yang mereka pesan ternyata sama sekali tidak mengandung petis. Bagi orang Surabaya, yang disebut petis adalah paste dari udang yang agak encer dan berwarna kehitaman. Di Madura, petisnya terbuat dari ikan, disebut jukok, dan berwarna kemerahan.
 
Lagi-lagi, masalah nomenklatur atau atau standarisasi penamaan makanan yang di Indonesia ternyata sangat bervariasi, kalau tidak ingin menyebutnya kacau. Maka, jangan heran kalau di Madura yang disebut petis adalah masakan yang berpenampilan mirip opor. Jadi, telur petis adalah telur rebus yang dimasak dengan bumbu opor.
 
Nasi petis adalah nasi putih dengan lauk telur petis, ditambah empal, paru goreng, semur daging sapi yang empuk dan sangat lezat, serta sambal yang puedessss. Ternyata, semur di Madura dimasak dengan bumbu jintan, sehingga rasanya lebih mantap. Verdict untuk nasi petis "Amboina"? Jangan dilewatkan!
 
Pusat-nya Madura adalah Sumenep. Di sana masih ada Kraton yang dirawat rapi, dan bahkan hingga sekarang masih menjadi tempat kediaman resmi Bupati. Kompleks Kraton dilestarikan sebagai Museum Kraton yang dibuka untuk umum. Karcis masuknya hanya Rp 1000 per orang. Bangunan Kraton yang dibangun pada awal abad ke-18 ini memiliki ciri arsitektur gabungan antara Eropa dan Tiongkok dengan ukir-ukiran gagrak Madura.
 
Di pinggir Sumenep, di atas sebuah bukit, terdapat sebuah makam raja-raja Madura yang banyak dikunjungi peziarah dan wisatawan. Kompleks makam ini disebut Asta Tinggi. Ciri arsitektur Eropa dengan nuansa Islam sangat menonjol pada beberapa bangunan yang berada di kompleks makam. Sebuah masjid besar berada di tengah makam.
 
Tentu saja soto merupakan jenis masakan yang paling dibanggakan orang Madura. Soto Sumenep mempunyai ciri khas, yaitu disajikan dengan lontong dan singkong rebus. Karena singkong atau ubi kayu disebut sebagai sabreng dalam bahasa Madura, maka Soto Sumenep pun dikenal dengan nama soto sabreng. Lucunya, sekalipun sudah ada singkong dalam soto, side dish-nya adalah kroket yang terbuat dari singkong, disebut kroket sabreng. Sotonya memakai potongan daging sapi rebus (kadang-kadang juga ayam dan jerohan ayam), tumis tauge (kecambah), soun, dan diberi sambal kacang sebelum kemudian disiram kuah soto bening yang gurih.
 
Selain soto, di Madura juga ada sup yang disebut kaldu. Yang paling populer adalah kaldu kokot, yaitu sup dengan bagian bawah kaki (sepatu) sapi. Kokot-nya empuk sekali karena direbus lama. Ada juga yang disebut kaldu super atau kaldu kikil, yaitu sup bagian lutut (dengkul) sapi. Disebut super karena ukurannya memang super. Satu dengkul sapi utuh tersaji dalam piring yang menjadi tampak kekecilan.
 
Kebetulan saya sempat mencicipi kaldu di tiga warung yang dijagokan di tiga kota: Sumenep (Warung "Ibu Adnan"), Pamekasan (Warung Kaldu "Pintu Gerbang"), dan Sampang (Depot Ghozali).
 
Di Sumenep dan Pamekasan, kuah kaldunya berwarna kuning dan kental karena dicampur dengan sumsum dari tulang-tulang yang dimasak. Di kedua kota itu, ada pilihan untuk ditambah dengan kacang hijau sehingga lebih mirip seperti gulai kacang hijau (dalcha) yang juga populer di India-Pakistan. Karenanya, setelah mencicipi kaldu di kedua tempat itu, saya langsung merasa berdosa karena telah memasukkan begitu banyak kolesterol ke dalam tubuh.
 
Di Sumenep, kaldunya masih lagi ditambahi ulekan kacang tanah. Ibu penjualnya juga menyarankan agar saya menambahkan telur ayam mentah ke dalam kuah kaldu. Wuah, itu tantangan yang tidak berani saya terima. Akan membuat saya berdosa dua kali!
 
Untungnya, saya diajari cara makan kaldu kokot yang sangat berlemak itu agar terasa kurang machtig. Tambahkan perasan air jeruk nipis dan kecap manis pada kuah, dan tiba-tiba rasanya berubah menjadi segar dan ringan.
 
Favorit saya adalah kaldu kokot di Sampang. Kuahnya bening dan segar sehingga betul-betul memenuhi syarat untuk disebut sup. Sumsumnya juga masih utuh di dalam tulang dan dapat dihirup dengan menggunakan sedotan minuman. Slurrrrp.
 
Jangan pula heran bila menemukan hidangan khas Madura yang bernama kalsot. Coba tebak! Itu adalah kaldu campur soto dan  jajanan Sumenep yang khas adalah kuwe apen. Sebenarnya ini adalah apem atau serabi dari tepung beras. Menurut Erni Sulistiyana, JS Surabaya yang masa kecilnya di Madura, ada beberapa kata dalam bahasa Madura yang berbeda sedikit dari bahasa Jawa. Apem jadi apen. Jajan jadi jejen. "Katanya, itu karena orang Jawa yang tiba di Pulau Madura terserang mabuk laut di perjalanan, sehingga bicaranya tidak lurus lagi," kata Erni.
 
Kuwe apen disajikan dengan saus gula merah encer. Kemudian diberi topping gula merah yang dikocok sampai berbusa seperti whipped cream. Cara penyajian inilah yang membuat kuwe apen Sumenep sangat khas dibanding serabi yang lain.
 
Sekitar 30 kilometer di Barat Laut Sumenep, terdapat Pantai Lombang yang indah. Beberapa kilometer sebelum tiba di sana, tampak banyak petani cemara bonsai menjajakan dagangan mereka. Ternyata, Pantai Lombang memang berpagar ribuan pohon cemara (jenis kasuarina) alami yang membuat pantainya teduh. Air laut yang berada di Pantai Utara tampak biru cerah.
 
Di tepi pantai banyak penjual rujak dan es kelapa muda. Rujak di Jawa Timur dan Madura memang berbeda dengan rujak di daerah-daerah Indonesia lainnya. Rujak di Jawa Timur dan Madura tidak memakai buah, kecuali ketimun dan memakai sayur. Rujak yang dijual di Pantai Lombang adalah versi yang paling umum didapati di Madura.
 
Terdiri atas bayam (Madura: tarnyak) dan tauge (tombung) rebus, diberi irisan ketimun, lontong, dan tahu. Diberi topping berupa rencekan kripik singkong (krepek tette) khas Madura, dan kemudian disiram sambal yang pedas dan lezat. Sambalnya diuleg untuk setiap porsi, terbuat dari kacang tanah disangrai, cabe rawit, gula pasir, dan petis ikan.
 
Madura memang bukan hanya Pulau Garam. Ternyata, banyak makanan khas yang memerkaya khasanah Pusaka Kuliner Indonesia. 



Jumat, 27 Mei 2011

NYAPSAB Nyareh SALAK Bangkalan : Rassa Manes Bhen Chelok Aghebhey Melak Meddhem

0 komentar
 Apabila Yogyakarta mempunyai salak pondoh sebagai buah kebanggaan, Sumatera Utara mempunyai salak sidempuan, dan salak condet dari Jakarta, Kabupaten Bangkalan juga mempunyai varietas buah salak sebagai kebanggaan, yaitu salak bangkalan. 
Salak bangkalan sangat terkenal tidak kalah dengan salak pondoh dari DIY. Meski namanya sangat pepoler dan terkenal di kalangan masyarakat, tak ada yang tahu persis penanam pertamanya. Menurut cerita dari mulut ke mulut bisa memberikan gambaran. Almarhum KHM Cholil bin Abd Latif, pendiri Pondok Pesantren Mertajasah Bangkalan, dipercaya sebagai perintis penanaman kerabat kelapa sawit itu di sana. Ulama kharismatik itu sangat mencintai salak. Ia kerap menugaskan para santri untuk merawat kebun salak di sekitar pondok.
Santri yang merupakan penduduk setempat kerap mendapat oleh-oleh buah salak. Bijinya ditanam di rumah sehingga penanaman salak meluas. Bahkan, beberapa salak di Jawa Timur seperti wedi di Bojonegoro, kersikan di Pasuruan, dan suwaru di Malang diyakini bibitnya berasal dari Bangkalan oleh santri yang pernah mondok di sana. Namun, kabar itu disangsikan oleh Greg Hambali ahli Botani dan Kolektor Salak dari Bogor.
Menurutnya, yang mungkin terjadi justru sebaliknya. Salak bangkalan mirip dengan salak jawa. Yang mungkin salak dari Jawa masuk ke Bangkalan. Di Madura sedikit sekali ditemukan penyerbuk alami, katanya. Maklum, salak jawa terkenal sebagai tanaman berumah dua.
 

Salak adalah sejenis palma dengan buah yang biasa dimakan. Ia dikenal juga sebagai sala. Dalam bahasa Inggris disebut salak atau snake fruit, sementara nama ilmiahnya adalah Salacca zalacca. Buah ini disebut snake fruit karena kulitnya mirip dengan sisik ular.
Salak adalah tanaman palma berbentuk perdu atau hampir tidak berbatang, berduri banyak, melata dan beranak banyak, tumbuh menjadi rumpun yang rapat dan kuat. Batang menjalar di bawah atau di atas tanah, membentuk rimpang, sering bercabang, diameter 10-15 cm. Daun majemuk menyirip, panjang 3-7 m; tangkai daun, pelepah dan anak daun berduri panjang, tipis dan banyak, warna duri kelabu sampai kehitaman. Anak daun berbentuk lanset dengan ujung meruncing, berukuran sampai 8 x 85 cm, sisi bawah keputihan oleh lapisan lilin. Kebanyakan berumah dua (dioesis), karangan bunga terletak dalam tongkol majemuk yang muncul di ketiak daun, bertangkai, mula-mula tertutup oleh seludang, yang belakangan mengering dan mengurai menjadi serupa serabut.
Tongkol bunga jantan 50-100 cm panjangnya, terdiri atas 4-12 bulir silindris yang masing-masing panjangnya antara 7-15 cm, dengan banyak bunga kemerahan terletak di ketiak sisik-sisik yang tersusun rapat. Tongkol bunga betina 20-30 cm, bertangkai panjang, terdiri atas 1-3 bulir yang panjangnya mencapai 10 cm. Buah tipe buah batu berbentuk segitiga agak bulat atau bulat telur terbalik, runcing di pangkalnya dan membulat di ujungnya, panjang 2,5-10 cm, terbungkus oleh sisik-sisik berwarna kuning coklat sampai coklat merah mengkilap yang tersusun seperti genting, dengan banyak duri kecil yang mudah putus di ujung masing-masing sisik. Dinding buah tengah (sarkotesta) tebal berdaging, kuning krem sampai keputihan; berasa manis, masam, atau sepat. Biji 1-3 butir, coklat hingga kehitaman, keras, 2-3 cm panjangnya.

 reff from

Kamis, 26 Mei 2011

Bintang Kelana : "Bintang Sapi Kerrap BANGKALAN"

2 komentar
Ingat kah anda pada Foto Sepasang Sapi ini???? yah,,,Sepasang Sapi di samping adalah sapi yang di jadikan duta dalam acara "Bull Racing Event" Jumat 20/Mei/2011 kemarin di Alun-Alun selatan kota Bangkalan. Acara yang di buka oleh Bapak Bupati Bangkalan ini juga hadiri oleh Ketua Badan Pemeriksa Keuangan pusat tak heran jika acara ini menyedot banyak perhatian dari berbagai kalangan serta melibatkan berbagai instansi serta organisasi. 




Yang unik dari acara ini selain mengundang tamu dari kalangann pejabat dan turis , panitia juga mengundang sepasang Sapi Kerrap untuk menjadi dutanya, yaitu  "Bintang Kelana" nama sapi tersebut, tidak sembarangan sapi yang bisa bergaya di acara ini, hanya sapi sapi pilihan dan berprestasi tentunya. 
Sapi milik bapak H. Tofik ini salah satunya, sepasang sapi jantan yang beumur 3 tahun ini telah mengecap sebuah predikat juara satu Pangghe'n Kelas Mabhe (kelas bawah) di Pameksan (MADURA) tak heran jika pasangan sapi ini pernah di tawar dengan nilai Puluhan Juta, tapi pria 68 tahun ini tidak mau melepasnya dengan bandrol tersebut karena "sapi ini kebanggan buat saya" ujarn ya. Pria yang bertempattinngal di Jhunok (salah satu tempat pinggiran kota di Bangkalan)tidak hanya memiliki satu pasang sapi, akan tetepi dia juga memiliki tiga pasang sapi yang masih bakal atau masih dalam proses pelatihan untuk bisa menjadi juara.