Pages

 

Sabtu, 28 Juli 2012

TAJIN SOBIH BUBUR KHAS MADURA |BERBURU TA'JIL|

1 komentar

Berbuka puasa tentunya akan terasa nikmat jika kita menikmati hidangan yang manis-manis. Kali ini saya ingin berbuka dengan TAJIN SOBIH.Bubur yang terdiri dari campuran sumsum, mutiara, ketan hitam, jenang grendul ini memang punya penggemar tersendiri. Tambahan santan membuat sensasi manis-manis gurih yang lezat. Kalau kangen menikmatinya yuk mampir Stand Ta'jil di Alun-Alun Bangkalan.

Madura termasuk salah satu kota di Indonesia yang dikenal karena kulinernya. Pulau Garam ini memiliki makanan-makanan tradisional yang khas. Salah satunya adalah TAJIN SOBIH yang menurut saya bubur yang satu ini layak dicoba. Rasanya yang khas dan lezat mungkin hanya ditemukan di Madura.

Untuk dapat menikmati bubur ini saat berbuka nanti saya mengunjungi salah satu Stand Ta'jil Di Depan Pendopo Kabupaten Bangkalan. Penjual bubur ini letaknya berada di bagian selatan lampu merah Pendopo Kabupaten Bangkalan. Saat saya mengunjunginya, ternyata penjual bubur ini belum tampak, penjaga Stand Ta'jil setempat mengatakan bahwa bubur ini baru ada pada sore hari. Akhirnya kurang lebih pukul 15.00 WIB saya pun kembali menyambanginya.

Saya memesan 1 porsi TAJIN SOBIH yang dibungkus dengan daun pisang yang khas . Si ibu dengan cekatan mencampurkan berbagai campuran bubur Madura ini dari panci-panci kecil yang sederhana. Campurannya antara lain adalah bubur sumsum, mutiara dengan warna-warna yang cerah, bubur ketan hitam, dan bulatan-bulatan coklat seperti biji salak (jenang grendul) dengan kuah gula jawa yang kental serta ditambahkan santan diatasnya.

Semua campuran tersebut disajikan di atas daun pisang yang ujungnya disematkan lidi dan difungsikan sebagai piring. Untuk sendoknya juga menggunkan daun pisang yang dilipat 2. Jadi terasa sederhana dan tradisional sekali. Tampilannya yang cantik dan berwarna-warni cukup menggoda

Saat menyantapnya, berbagai rasa bercampur di dalam mulut. Rasa asin gurih dari bubur sumsum bercampur manisnya kuah gula jawa. Belum lagi butiran dari ketan hitam yang legit dan bubur mutiara. Kombinasi rasa yang unik dan khas. Ini adalah kali pertama saya mencoba TAJIN SOBIH.

Ternyata bubur ini cukup mengenyangkan, sehingga dapat menambah energi saya untuk cuci mata di Stand Ta'jil ini. Untuk porsi TAJIN SOBIH saya hanya perlu membayar Rp 5.000,00. Harga yang tidak mahal dibandingkan rasa yang dinikmati dan kepuasan bisa menikmati makanan tradisional..Jika anda berminat saya sarankan untuk datang lebih awal, karena sangat banyak peminat bubur yang satu ini.Jadi jangan sampai anda kehabisan.

SELAMAT BERBURU!!!

http://pulaumadura.com

Kamis, 26 Juli 2012

ESA RAMADHAN |Berbagi Berkah Di Bulan Ramadhan|

4 komentar

Di bulan yang penuh rahmat ini, seluruh umat muslim saling berlomba-lomba untuk berbuat amal kebajikan serta meningkatkan kualitas amal dan ibadahnya. Dan kali ini ESA STKIP PGRI Bangkalan memilih untuk Berbagi Ta'jil kepada sesama umat islam yang melaksanakan ibadah puasa. Selain itu teman-teman ESA STKIP PGRI Bangkalan juga berbagi ta'jil bersama saudara-saudara yang membutuhkan. Alhamdulillah kegiatan ini direspon baik oleh masyarakat, khususnya para pengguna jalan yang melintas di depan kampus STKIP PGRI Bangkalan.

Tidak hanya itu kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Juli 2012 ini awali dengan Tadarus, Khataman AL-QUR'AN,diskusi agama,ceramah dan lomba Tartil ini,ESA juga mengadakan buka puasa bersama Dosen dan Seluruh Keluarga Besar STKIP PGRI Bangkalan. Menurut Gubernur ESA QOMARUZ ZAMAN kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan silaturahmi antara seluruh keluarga besar STKIP PGRI Bangkalan serta warga sekitar kampus. Sehingga terjalin hubungan yang baik. Seperti yang telah terjalin selama ini.



Pulaumadura.com

Jumat, 20 Juli 2012

JADWAL PUASA TAHUN 2012 |area Surabaya & Sekitarnya|

0 komentar
Bagi Umat Muslim yang berada di daerah Surabaya & Sekitarnya

Tgl Imsak Shubuh Terbit Dhuhur Ashr Maghrib Isya’ Bayang
Kiblat
1 04:11 04:21 05:37 11:37 14:59 17:33 18:45 15:41
2 04:11 04:21 05:37 11:37 14:59 17:33 18:45 15:38
3 04:11 04:21 05:37 11:37 14:59 17:33 18:45 15:35
4 04:11 04:21 05:36 11:37 14:59 17:33 18:45 15:32
5 04:10 04:20 05:36 11:37 14:59 17:33 18:45 15:28
6 04:10 04:20 05:36 11:37 14:59 17:33 18:45 15:25
7 04:10 04:20 05:36 11:37 14:58 17:33 18:45 15:22
8 04:10 04:20 05:35 11:36 14:58 17:33 18:44 15:19
9 04:10 04:20 05:35 11:36 14:58 17:33 18:44 15:15
10 04:10 04:20 05:35 11:36 14:58 17:33 18:44 15:12
11 04:10 04:20 05:35 11:36 14:58 17:33 18:44 15:09
12 04:09 04:19 05:34 11:36 14:57 17:33 18:44 15:05
13 04:09 04:19 05:34 11:36 14:57 17:33 18:44 15:02
14 04:09 04:19 05:34 11:36 14:57 17:33 18:44 14:59
15 04:09 04:19 05:33 11:35 14:57 17:33 18:44 14:55
16 04:08 04:18 05:33 11:35 14:56 17:33 18:43 14:52
17 04:08 04:18 05:33 11:35 14:56 17:33 18:43 14:48
18 04:08 04:18 05:32 11:35 14:56 17:33 18:43 14:45
19 04:08 04:18 05:32 11:34 14:55 17:33 18:43 14:42
20 04:07 04:17 05:32 11:34 14:55 17:33 18:43 14:38
21 04:07 04:17 05:31 11:34 14:55 17:33 18:43 14:35
22 04:07 04:17 05:31 11:34 14:54 17:33 18:42 14:31
23 04:06 04:16 05:30 11:34 14:54 17:33 18:42 14:28
24 04:06 04:16 05:30 11:33 14:53 17:32 18:42 14:24
25 04:06 04:16 05:30 11:33 14:53 17:32 18:42 14:21
26 04:05 04:15 05:29 11:33 14:52 17:32 18:42 14:17
27 04:05 04:15 05:29 11:32 14:52 17:32 18:41 14:14
28 04:05 04:15 05:28 11:32 14:51 17:32 18:41 14:10
29 04:04 04:14 05:28 11:32 14:51 17:32 18:41 14:07
30 04:04 04:14 05:27 11:32 14:50 17:32 18:41 14:03


Semoga bermanfaat bagi anda semua yang berada di daerah Surabaya dan Sekitarnya. Selamat Berpuasa.

Selasa, 17 Juli 2012

MAN & MTSN Bangkalan Pawai Menyambut Bulan Suci

0 komentar
Dalam hitungan kasar, 2 hari lagi seluruh Umat Muslim akan melaksanakan Ibadah Puasa di Bulan Suci Ramadhan. Dalam kegembiraan menyambut bulan yang penuh berkah ini segenap jajaran MAN & MTSN Bangkalan mengadakan pawai sambil Memberikan selebaran dan ceramah keliling Kota Bangkalan.







Semoga kebahagian tidak hanya dirasakan oleh kawan - kawan di MAN & MTSN Bangkalan saja, kita semua wajib menyambut  Bulan Suci Dengan Penuh Suka Cita. Yang jelas apa yang dilakukan oleh kawan kawan kita ini hanya salah satu cara untuk menyambut Bulan Puasa. Bagaimana dengan anda semua?????

UKIM |STKIP PGRI BANGKALAN| RAMAIKAN LOMBA GERAK JALAN

4 komentar

Bangkalan,  17 Agustus 2012 mendatang adalah hari yang sangat bermakna bagi segenap Bangsa  Indonesia di seluruh penjuru dunia. Bagaimana tidak pada hari itu Negeri kita tercinta Republik Indonesia akan merayakan Hari Ulang Tahunnya yang Ke-67, berbagai lomba dan kegiatan di adakan oleh Pemkab Bagkalan, karena antusiasme masyarakat Bangkalan sangat bagus, baik dari masyarakat biasa, Instansi, Sekolah (SD\SMP\SMA) dan Perguruan Tinggi pastinya.

 

            Dan kali ini  UKIM (Unit Kegiatan Ilmiah Mahasiswa) STKIP PGRI Bangkalan tidak mau kalah dalam berpartisipasi dalam memeriahkan acara lomba gerak jalan dalam rangka memperingati HUT NKRI yang Ke-67, tidak tanggung tanggung UKM yang merupakan salah satu UKM di STKIP PGRI Bangkalan ini secara total  melakukan persiapan agar dapat kembali dapat merebut Juara 1 Lomba Gerak Jalan Kategori Umum&Instansi yang 2 tahun ber turut-turut mampu di boyong, seperti yang diraih oleh pendahulunya yaitu kontingen dari BEM-KM STKIP PGRI Bangkalan . UKM yang di prakarsai oleh Slamet Hariyadi dan diketuai oleh  Fitria Afkarina  ini sangat optimis mampu merebut Juara 1, sangat beralasan memang , karena mereka menerjunkan hampir seluruh anggotanya untuk mempersiapkan kegiatan ini. Karena mampu mengharumkan nama STKIP PGRI Bangkalan merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi mereka.

        "Kami ingin membuktikan kepada masyarakat Bangkalan , kalau kampus kami berkualitas dan mampu bersaing dengan kampus lain, dan sekarang paradigma masyarakat harus mulai dirubah . karena kampus kami telah mampu mencetak  ratusan Guru yang sekarang menjadi tenaga pendidik yang profesianal di Bangkalan. Anda bisa buktikan , dihampir seluruh Sekolah di Kabupaten Bangkalan adalah lulusan STKIP PGRI Bangkalan" Ujar Slamet Hariyadi sang Nahkoda UKIM  tersebut,yang tahun ini  masuk nominasi 20 Mahasiswa Terbaik di KOPERTIS 7.

       Semoga semangat rekan rekan UKIM mampu menajadi sauritauladan bagi rekan rekan Mahasiswa  STKIP PGRI Bangkalan untuk mampu terus mengukir prestasinya baik itu dalam bidang akademik maupun kegiatan extra kampusnya.

 

 

 

bkl/17/07/12-chap_tha@ymail.com

Senin, 16 Juli 2012

MERCUSUAR BANGKALAN

0 komentar
Mercusuar Sembhilangan atau Alat bantu navigasi dalam pelayaran sangat penting dan banyak membantu para pelaut Pada masa penjajahan hingga sekarang. Tapi selain itu Mercusuar ini juga mempunyai nilai sejarah dan daya tarik wisata sejarah Di Bangkalan. Mercusuar yang di bangun oleh Kerajaan belanda dan dibangun oleh Z.M. WILLEM III pada tahun 1879 ini memiliki ketinggian lampu atau focal plane setinggi 53 meter, dengan 1 buah lampu yang berpedar setiap 10 detik dengan jangkauan cahaya sejauh 50 meter. Menara berbentuk poligonal dengan 12 sisi yang terbuat dari plat besi baja dengan ketebalan dan kandungan timah yang sungguh menakjubkan. Menara ini memiliki 16 ruang lantai dan 1 lantai khusus ruang lentera. Setiap lantai terhubung dengan tangga melingkar dan masing – masing lantai terdapat dua jendela. Menara memiliki kolom penyangga yang juga terbuat dari besi baja dan tembus terhubung sampai lantai 16 dimana terdapat panel pengoperasian lampu. Dahulu kolom penyangga ini digunakan sebagai tempat mengerek karbit atau minyak tanah ketika masih belum ditemukannya lampu pijar. Sekarang sudah tidak lagi digunakan karena telah memakai kabel listrik sehingga penjaga mercu suar cukup menyalakan lampu dari lantai bawah saja. Setiap bagian pelat baja terdapat penomeran secara horizontal dengan 4 rangkaian pelat setiap lantainya.

Saat ini kondisi mercu suar masih berfungsi dan dikelola dengan baik oleh Adpel Tanjung Perak meskipun penuh coretan vandalis dan jendela – jendela yang kurang terawat. Tangga menuju lantai 14 telah hilang dan diganti dengan tangga panjat. Bagian panel kayu yang hanya melingkupi dinding lantai 16 mulai lapuk dimakan usia. Namun secara keseluruhan besi baja sungguh menakjubkan masih kokoh berdiri tanpa dimakan usianya yang sudah 130 tahun lebih. Di sekeliling menara terdapat bangunan rumah - rumah kecil yang difungsikan sebagai tempat tinggal penjaga dan gudang. Saat ini, mercusuar dijaga oleh 3 orang penjaga berstatus PNS Adpel. Lingkungan mercusuarnya dikelilingi oleh hutan bakau yang indah dan terdapat beberapa perumahan penduduk desa.
Jika anda tertarik untuk memasuki kawasan ini, anda cukup membayar Rp.2000 di pintu masuk. Yah sebagai uang jasa dan membantu perekonomian dan perawatan lingkungan sekitar. Dan jika anda ingin melihat pemandangan dari puncak menara ada bisa naik dengan membayar  Rp.2000.

Tapi sayang , tangan - tangan jahil merusak keindahan tempat ini, corat-coret sana sini, sampah yang berserakan merupakan hal yang patut kita sayangkan. Apalagi tempat ini merupakan salah satu tempat bersejarah di kota Bangkalan. jadi " Jadi Mari Kita Jaga Dang Jangan Kita salah Gunakan "

Sabtu, 14 Juli 2012

BENTENG BANGKALAN | ERFPRINS|

0 komentar
Benteng ERFPRINS di Kota Bangkalan. Benteng yang terletak di Jantung Kota Bangkalan ini tepatnya berada di dekat Kantor Polisi SATLANTAS Bangkalan, tiap kali mengantar Ebo’ ke daerah Bancaran, TreTans seringkali melewati benteng ini. Kondisi benteng yang tak terawat yang digunakan oleh Aparat penegak Hukum untuk rumah dinas yang sebelumnya juga pernah digunakan oleh polisi setempat sebagai tempat bangkai mobil yang mengalami kecelakaan. di sisi Benteng digunakan oleh Pedagang Kaki Lima [PKL] untuk mendirikan lapak mereka. disalah satu sudut benteng, ditanami Pohon Jati yang sudah lumayan tinggi, lumut tak kalah menghiasi benteng peninggalan Belanda yang pernah tampil gagah di Bangkalan itu.

PENCARIAN INFORMASI SEPUTAR BENTENG BANGKALAN

Tergelitik diri ingin mengetahui sejarah Benteng Bangkalan itu, TreTans menghubungi Bpk. Hidrochin Sabarudin yang sering malang melintang di dunia sejarah dan budaya madura melalui salah satu media Social Network. Beliau menyarankan untuk menemui Kepala Museum Cakraningrat yaitu Bpk. Didik [suatu saat TreTans akan menjelaskan tentang Museum Cakraningrat].  Berbekal informasi dari Beliau, beberapa hari kemudian tepatnya hari Jumat, 2 Maret 2012, TreTans bareng Rosi dan Hoirul Anas [CEO N Founder Abdina.com] kisaran jam 2 kami berangkat menuju Museum Cakraningrat yang berdekatan dengan kantor Pemerintahan Kabupaten Bangkalan.  Sampai ditempat itu, kami disambut oleh seseorang dengan pakaian ala kantoran dan kamipun menjelaskan maksud kedatangan kami yaitu ingin mengetahui sejarah Benteng di dekat Kantor Polisi LANTAS Bangkalan. Kemudian beliau menunjukkan sebuah Pigura berwarna kuning dan menyuruh saya untuk mengambilnya. Beliau lantas menjelaskan Pigura tersebut yang berisikan sebuah surat dari Kearsipan Belanda tertanggal 06-05-2010. TreTans pikir ada buku yang menjelaskan tentang asal usul benteng Bangkalan, ternyata yang didapat hanya secarik kertas dengan sedikit informasi yang berarti belum ada penulis atau saksi hidup yang menuliskan secara detail sejarah dari Benteng Kota Bangkalan itu.

ISI SURAT DARI KEARSIPAN BELANDA

Berikut ini adalah isi surat dari Kearsipan Belanda yang ditujukan kepada Direktur Museum Cakraningrat Bangkalan


 

Itu sedikit dokumentasi foto kondisi terakhir Benteng Erfprins Bangkalan – Madura, Kalau teman-teman ada yang berwisata ke Bangkalan – Madura, sekalian mampir ke salah satu situs saksi bisu Benteng bersejarah peninggalan Kompeni di Bangkalan ini.
Terakhir, Jika ada yang salah mohon diberitahukan untuk TreTans perbaiki. Jika dirasa ada yang kurang atau ingin menambah, silahkan komentar dibawah ini. ;)

SEJARAH PULAU MADURA

2 komentar
DICERITAKAN bahwa pulau Madura ini bermula terlihat oleh pelajar-pelajar pada jaman purbakala sebagai pulau yang terpecah-pecah sehingga merupakan beberapa puncak-puncak tanah yang tinggi (yang sekarang menjadi puncaknya bukit-bukit di Madura) dan beberapa tanah datar yang rendah apabila air laut surut kelihatan dan apabila air laut pasang tidak kelihatan (ada di bawah air). Puncaknya-puncak yang terlihat itu diantaranya yang sekarang disebut Gunung Geger di daerah Kabupaten Bangkalan dan Pegunungan Pajudan di daerah Kabupaten Sumenep.
Diceritakan bahwa pada jaman purba ada suatu negara yang bernama negara Mendangkawulan yang didalamnya terdapat subuah kraton yang bernama Gilling Wesi. Rajanya bernama Sanghiangtunggal. Menurut dugaan orang Madura dikiranya ada disuatu tempat didekat Gunung Semeru didekat puncakala yang bernama Gunung Bromo. Jaman tersebut kira-kira sekitar tahun 929 Masehi.
Raja tersebut mempunyai seorang putri yang masih gadis. Pada suatu hari, putri tersebut bermimpi kemasukan rembulan dari mulutnya terus masuk ke dalam perutnya dan tidak keluar lagi. Setelah beberapa bulan setelah kejadian itu, putri tesebut menjadi hamil dan tidak ketahuan siapa ayah dari calon bayi tersebut. Beberapa kali ayahnya bertanya tentang sebab musababnya, tapi putrinya sama sekali tidak menjawab karena iapun juga tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya.
Raja tadi amat marah dan memannggil Patihnya yang bernama Pranggulang. Patih tersebut diperintah untuk membunuh putri tersebut dan membawa kepala putrinya ke hadapan raja tersebut. Apabila Patih tersebut tidak sanggup memperlihatkan kepala putrinya itu maka Patih tidak diperkenankan menghadap raja dan tidak dianggap lagi sebagai Patih di Kerajaannya.
Maka berangkatlah Patih dengan membawa sang Putri keluar dari Kraton menuju hutan rimba. Setelah sampai disuatu tempat di dalam hutan belantara, maka Patih menghunus pedangnya dan mulai memegang leher Putri tersebut, akan tetapi hampir pedang tersebut sampai ke lehernya pedang tersebut terjatuh ke tanah. Setelah kejadian tersebut sang Patih termenung dan berpikir bahwa hamilnya Putri tersebut tentu bukan dari kesalahannya, tetapi tentu ada hal yang luar biasa dan akhirnya Patih Pranggulang mengalah untuk tidak kembali ke rajanya dan mulai saat itu ia berubah nama menjadi Kijahi Poleng (Poleng artinya dalam Bahasa Madura yakni kain tenunan Madura) dan ia merubah pakaian yaitu memakai kain, baju dan ikat kepala dari kain poleng. Ia memotong kayu-kayu untuk dijadikan perahu (oleh orang Madura dinamakan Ghitek atau orang Jawa bilang Getek).
Sebelum Putri tadi diberangkatkan, Kijahi Poleng memberikan beberapa bekal berupa buah-buahan serta berpesan bahwa jika sang Putri memerlukan pertolongannya supaya sang Putri menghentakkan kakinya ketanah sebanyak 3 kali maka seketika itu Kijahi Poleng datang untuk menolongnya.
Putri tersebut oleh Kijahi Poleng didudukkan diatas ghitek itu yang kemudian ditendangnya Ghitek tersebut menuju “Madu Oro” (pojok di ara-ara) artinya pojok menuju ke arah yang luas. Diceritakan bahwa sebab inilah Pulau ini bernama Madura. Ada juga yang mengatakan bahwa nama Madura itu dari perkataan “Lemah Dhuro” artinya tanah yang tidak sesungguhnya yaitu apabila air laut pasang tanahnya tidak kelihatan, apabila air laut surut maka tanah akan kelihatan.
Singkat cerita Ghitek tersebut terdampar di Gunung Geger (disitu asalnya tanah Madura) dan memang menurut Babad-babad apabila ada yang tertulis perkataan tanah Madura, maka yang dimaksudkan adalah Kabupaten Bangkalan juga termasuk Kabupaten Sampang, sedangkan apabila ada yang menyebutkan daerah-daerah disebelah Timur dari daerah-daerah tersebut maka dimaksudkan adalah Kabupaten Sumenep atau Sumekar atau Sumanap dan dituliskannya Pamekasan.
Pada suatu ketika perut sang Putri mulai terasa sakit seolah akan menemui ajalnya, disitu ia menghentakkan kakinya ketanah 3 kali guna meminta pertolongan Kijahi Poleng. Maka seketika itu Kijahi Poleng datang dan iapun bila bahwa sang Putri akan segera melahirkan. Tidak lama kemudian lahirlah seorang anak laki-laki yang roman mukanya amat bagus yang kemudian diberi nama “Raden Segoro” (Segoro artinya lautan). Keluarga itu menjadi penduduk pertama di Madura. Setelah itu Kijahi Poleng menghilang lagi, tetapi ia sering datang mengunjungi sang Putri dengan membawa makanan atau buah-buahan.
Diceritakan bahwa perahu-perahu orang dagang yang berlayar dari beberapa kepulauan di Indonesia apabila pada waktu malam hari melalui lautan dekat tempatnya Raden Segoro tersebut, maka mereka melihat cahaya yang terang seolah-olah cahaya rembulan, maka mereka akan berhenti untuk berlabuh ditempat itu (Geger Madura) dan akan membuat selamatan makan minum disitu serta memberi hadiah kepada yang bersahaja itu.
Setelah berumur dua tahun Raden Segoro sering bermain-main di tepi lautan, dan pada suatu hari dari arah lautan datanglah dua ekor naga yang amat besarnya mendekatinya. Dengan ketakutan, maka Raden Segoro berlari sambil menangis dan menceritakan kejadian tersebut kepada ibunya. Merasa khawatir takut anaknya dimakan ular naga tersebut, maka ibunya memanggil Kijahi Poleng. Dan seketika itu Kijahi Poleng datang menemui si Ibu, maka si ibu menceritakan kejadian yang menimpa putranya tersebut. Kemudian kijahi Poleng mengajak Raden Segoro bermain-main di tepi laut. Tidak beberapa lama datanglah dua ekor naga raksasa itu, lalu Kijahi Poleng menyuruh Raden Segoro agar memegang ekor ular dan membantingkannya ke tanah. Raden Segoro menolak permintaan Kijahi Poleng, tetapi karena paksaan tersebut akhirnya Raden Segoro memenuhi permintaan tersebut. Kemudian dipegangnya dua ekor naga raksasa tersebut dan dibantingkannya ke tanah. Seketika itu juga dua ekor ular naga raksasa tersebut berubah menjadi dua bilah tombak. Kedua bilah tombak tersebut kemudian diberikan kepada Kijahi Poleng untuk dibawa menghadap ibunya raden Segoro. Tombak satunya diberi nama “Kijahi (si) Nenggolo” dan satunya diberi nama “Kijahi (si) Aluquro”
Pada usia 7 tahun Raden Segoro pindah dari Gunung Geger ke Desa Nepa. Nama Nepa itu karena disitu banyak sekali pohon Nepa. Pohon nepa atau Bhunyok yaitu pohon sejenis kelapa tapi lebih kecil dan tidak besar seperti halnya pohon kelapa, daunnya dapat dibuat atap rumah, yang masih muda dapat dibuat rokok (seperti klobot). Desa tersebut letaknya berada di daerah Ketapang Kabupaten Sampang dipantai sebelah Utara (Java Zee) dan hingga sekarang masih banyak keranya.
Pada suatu ketika, Negara Mendangkawulan kedatangan musuh dari Tjina. Didalam peperangan tersebut Raja Mendangkawulan berkali-kali kalah sehingga rakyatnya hampir habis dibunuh oleh musuh. Didalam keadaan bingung dan susah tersebut, suatu malam Raja Mendangkawulan bermimpi bertemu dengan orang tua yang berkata bahwa di sebelah pojok Barat Daya dari Kraton tersebut ada Pulau bernama Madu Oro (Lemah Dhuro) atau Madura. Disitu berdiam seorang anak muda bernama Raden Segoro. Raja disuruhnya untuk meminta pertolongan kepada Raden Segoro apabila ingin memenangkan peperangan.
Keesokan harinya Raja memerintahkan Pepatihnya supaya membawa beberapa prajurit ke Madura sesuai dengan Mimpinya tersebut. Sesampainya di Madura, Pepatih langsung menemui Raden Segoro dan menceritakan tentang kejadian yang menimpa kerajaannya serta meminta pertolongan Raden Segoro untuk membantunya. Dan juga meminta ijin kepada ibunya agar ibunya mengijinkan putranya untuk membantunya. Si ibu memanggil Kijahi poleng untuk mendampingi Raden Segoro guna membantu peperangan raja itu dari serangan musuh (Tjina). Kemudian berangkatlah Raden Segoro, Kijahi Poleng serta Pepatih dan prajuritnya menuju Kraton Mendangkawulan dengan membawa pusaka tombak Kijahi Nenggolo.
Kijahi Poleng ikut serta akan tetapi tidak kelihatan oleh yang lain kecuali Raden Segoro. Dan sesampainya di negara tersebut, Raden Segoro langsung berperang dengan tentara Tjina dengan didampingi oleh Kijahi Poleng. Pusaka Kijahi Nenggolo hanya ditujukan kearah tempat sarang-sarang musuh maka banyak musuh yang mati karena mendadak menderita sakit dan tidak lama kemudian semua musuh lari meninggalkan negara Mendangkawulan.
Raja Mendangkawulan mengadakan pesta besar untuk merayakan kemenangan perang dan memberi penghormatan besar kepada Raden Segoro serta memberi gelar “Raden Segoro alias Tumenggung Gemet” yang artinya semua musuh apabila bertarung dengannya maka akan habis (Gemet = Bahasa Djawa)
Raja Sanghiangtunggal berhajat untuk mengambil anak mantu kepada Tumenggung Gemet dan menghantarkan dia (suruhan Pepatih dan tentara kehormatan) dengan disertai surat terima kasih kepada ibunya. Raja menanyakan siapa ayahnya, maka Raden Segoro akan menanyakan kepada ibunya nanti. Kemudian Raden Segoro mohon ijin kepada Raja Mendangkawulan untuk kembali ke Madura.
Setelah sampai, maka Raden Segoro kembali menanyakan perihal ayahnya kepada ibunya. Ibunya merasa kebingungan dan menjawabnya bahwa ayahnya adalah seorang siluman. Maka seketika itu pula lenyaplah ibu dan anaknya serta rumahnya yang disebut dengan sebutan Kraton Nepa.
Demikian riwayat asal usul tanah Madura, yang oleh orang tua-tua dikesankan bahwa Raden Segoro telah membalas hutang-hutangnya yang menghinakan ibunya dengan pembalasan yang baik yaitu menolong di dalam peperangan.
Diceritakan pula bahwa dikemudian hari Kijahi Nenggolo dan Kijahi Aluquro oleh Raden Segoro diberikan kepada Pangeran Demong Plakaran (Kijahi Demong) Bupati Arosbaya (Bangkalan). Dan mulai saat itu kedua bilah tombak tersebut (Kijahi Nenggolo dan Kijahi Aluquro) menjadi Senjata pusaka Bangkalan.
Dikutip dari :
Sejarah Tjaranya Pemerintahan Daerah di Kepulauan Madura Dengan Hubungannya
Oleh: R. Zainal Fattah (R. Tumenggung Ario Notoadikusumo (Bupati Pamekasan)
Madura Bukan Carok
http://tretans.com/asal-usul-pulau-madura