Pages

 

Jumat, 10 Februari 2012

PILOT LION AIR & NARKOBA

0 komentar
JAKARTA - Dunia penerbangan Indonesia memberikan kejutan lagi bagi pengguna jasa penerbangan Indonesia. Bukan dengan perbaikan layanan dan kenyamananya tapi kali ini Tiga dari dua pilot Lion Air yang ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak ditahan. Namun mereka harus menjalani wajib lapor dan mengikuti program rehabilitasi di Lido, Sukabumi, Jawa Barat.

"Hasil penyelidikan kami, pilot ini hanya sebatas sebagai pengguna saja," ujar Direktur Narkotika Alami BNN Brigjen Benny Mamoto, kepada wartawan, di Kantor BNN, Jalan MT Haryono, Rabu (8/1/2012).

Ia menuturkan kedua pilot tersebut, sudah menjalani proses pemeriksaan selama enam hari, setelah itu baru diputuskan apakah mereka terlibat sebagai pengedar ataupun hanya sebagai pengguna saja.

"Berkas mereka kemudian kita kirimkan ke Deputi Rehab untuk di assesment, baru dikeluarkan surat untuk rekomendasi rehabilitasi," paparnya.

Menurutnya kedua pilot sengaja tidak dikirim ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), karena nantinya ditakutkan akan memperparah kondisi pilot yang hanya sebagai pengguna saja. "Kita tahu Lapas kan tempat bertemunya pengedar dan pengguna," ungkapnya.

Mengenai hal ini, Benny menjelaskan karena saat ini, UU Narkoba lebih humanis terhadap pengguna dan lebih keras terhadap pengedar.


BNN membekuk pilot S saat pesta sabu-sabu di Hotel Garden Palace, Jalan Yos Sudarso, Surabaya pada 4 Februari lalu. Tertangkapnya pilot S merupakan kasus ketiga yang melanda maskapai Lion Air. Pada 10 Januari 2012 lalu, BNN juga telah menangkap pilot Lion Air bernama Hanum Adhyaksa di sebuah kamar karaoke Grand Clarion Makassar, Sulsel.


Kemudian pada pertengahan 2011, pilot Lion Air lainnya bernama Muhammad Nasri tertangkap basah tengah berpesta sabu bersama rekan-rekannya di Apartemen The Colour, Modernland, Kota Tangerang.

Kamis, 02 Februari 2012

KECELAKAAN MAUT RENGGUT NYAWA

0 komentar
INDONESIA dilanda fenomena baru, yaitu fenomena KECELAKAAN MAUT yang kali ini terjadi di WADO- Kecelakaan maut terjadi di betulan Cae, Dusun Cilangkap, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Sumedang, Jawa Barat sekitar pukul 17.00, Rabu (1/2). Bus Maju Jaya bernomor poliso Z 7661 A yang bermuatan 33 korban masuk ke dalam jurang sedalam 15 meter.

Bus yang berangakat dari Terminal Tasikmalaya pukul 14.30 ini hendak membawa penumpangnya ke Cikampek.  Sebelum masuk jurang terlebih dahulu menabrak bagian belakang sebuah truk bermuatan genteng. Diduga rem blong, sopir bus maut Asep Iwan (35) tak mampu mengendalikan bus, dan langsung membating setir ke kanan jalan sehingga menghantam tebing. Karena bus dalam kecepatan tinggi akhirnya bus terpental dan masuk ke dalam jurang.

Tak hanya itu, jalan yang minim pembatas, membuat bus terbang bebas. Akibatnya 33 penumpang yang ada didalamnya tanpa bisa menyalapkan diri terperosok ke jurang.  Akibat kecelakaan tersebut, 11 orang meninggal dunia. Sembilan meninggal di lokasi kejadian. Dan dua lainnya meninggal saat menuju Rumah Sakit Umum Sumedang. Sementara 22 penumpang lainnya mengalami luka berat dan ringan.

Karena korban meninggal cukup banyak, polisi Sumedang mendahulukan korban selamat untuk dievakuasi dan langsung dibawa ke RSU Sumedang. Sedangkang sembilan jenazah yang meninggal di tempat disemayamkan di Puskesmas Darmaraja. Setelah melakukan identifikasi awal, kahirnya sekitar pukul pukul 20.00 dibawa ke kamar jenazah RSU Sumedang.

Dari pantauan Sumeks (Group JPNN) di lapangan, polisi berhasil mengevakuasi korban sekitar pukul 18.30. Untuk bangkai bus, kondisinya terbelah. Sementara itu, Kapolres Sumedang AKBP Arman Achdiat  di tempat kejadian menyebutkan, kecelakaan tersebut merupakan musibah besar. Saat ditanya mengenai kondisi bus maut, diduga bus mengalami rem blong. Itu terlihat dari aspal jalan yang tidak ada bekas pengereman.

“Dugaan awal rem blong. Itu terlihat dari aspal jalan di TKP tak ada bekas ngerem,” paparnya. Saat ditanya identitas para korban, hingga pukul 22.00, ia menyebutkan polisi masih mendatanya

by http://www.jpnn.com