Pages

 

Rabu, 20 Juli 2011

5 komentar
SMALL SHOP BELUT "SINGGANI" || KULINER BELUT KHASS "JHUNOK" 

Setelah menghadirkan masakan  "SOTO KHAS MADURA" Kali ini QT ingin memberikan info untuk sobat-sobat QT yang gemar berburu kuliner atau sekedar bersantap malam.sendiri,bersama kekasih atau mungkin bersama keluarga. "BELUT" mungkin sebagian orang menganggap hal ini jijik dan sebagainya. Tapi di "SMALL SHOPP BELUT SINGGANI" belut diolah menjadi sebuah masakan yang sangat istimewa, dengan olahan ala CRIHSPY nya belut dijadikan menu utama yang sangat menggoda selera.Tidak hanya itu kedai yang di kelola oleh "AJEK" & "HERMAN" (Juga sebagai salah satu Mahasiswa Di STKIP PGRI BANGKALAN )  juga menyediakan  berbagai menu spesial lainya diantaranya "IKAN GABUS" yang di balut dengan  sambal yang maknyusss..."TEMPE PENYET"...."LELE PENYET"..." AYAM LALAP " yang sangat menggoda. Kedi yang terletak di Jalan Pemuda Kaffa no.28 (JHUNOK) ini juga menyediakan minuman yang menyegarkan. Anda penasaran???????????? jangan ragu lagi silahkan anda HUNTING karena Kedai ini hanya buka pada pukul 16.00-24.00 wib. Itu pun kalu ga keburu kehabisan.. tapi jangan kawatir jika anda ingin memesan untuk keluarga atau acara anda. Kedai ini dapat dihubungi ke no telp .087849889551. OK sobat QT silahkan mencoba.......

DAFTAR HARGA

  • BELUT CRISHPY          Rp. 8.000
  • LALAPAN LELE            Rp. 8.000
  • LALAPAN TEMPE        Rp. 5.000
  • LALAPAN AYAM           Rp.10.000
  • LALPAN GABUS           Rp. 8.000
  • ES JERUK                      Rp. 2000       
  • ES TEH                           Rp. 2000
GALERY






Selasa, 19 Juli 2011

2 komentar
ISTILAH - ISTILAH PADA ADAT MADURA  


 
 Istilah-istilah Kelahiran pada adat Madura :
 
1.
Pelet kandung
=
Upacara untuk kehamilan yang memasuki bulan ketujuh, terutama untuk anak pertama.
2.
Ponar
=
Ketan kuning sebagai hidangan dalam Pelet kandung.
3.
Sekkol
=
Goreng kering parutan kelapa sebagai hidangan dalam Pelet kandung
4.
Kom-koman
=
Acara memandikan wanita hamil dengan air bunga dalam upacara Pelet kandung.
5.
Dhamar kambang
=
Pelita yang menyala di atas kuburan ari-ari bayi sampai 40 hari.
6.
Colpak bujhel
=
Upacara terlepasnya tali pusar yang dibarengi dengan pemberian nama.
7.
Kekah
=
Akikah. Pemotongan ewan sebagai tebusan seorang anak yang sesuai dengan syari’at Islam.
8.
Toron tana
=
Upacara ketika seorang anak pertama kali diperkenalkan pada tanah.
 
 Istilah-istilah adat Madura seputar pernikahan
 
1. Nyalabbar/ngen-ngangenaghi
=
Memamerkan seorang perjaka/gadis yang hendak  dinikahkan.
2. Nyareng bhekal bine’
=
Menyeleksi gadis-gadis yang akan diajukan keluarga.
3. Narabhas jhalan
=
Mengirimkan utusan pada keluarga gadis yang telah dipilih.
4. Nagghuk
=
Menindaklanjuti utusan pertama dan menetapkan rencana lamaran.
5. Nyaba’ oca’
=
Pemantapan niat menjodohkan dua calon yang dimaksud.
6. Matoju’ tandha
=
Upaca pemberian tanda dengan memberikan topa’ toju’ (ketupat yang dapat didudukkan pada sisi bawahnya).
7. Calon bhakal
=
Calon tunangan
8. Nale’e paghar
=
Upacara yang ditandai dengan penyerahan kue-kue pasar seperti lappet (lepat) yang diikat sebagai lambing penyengset (pengikat).
9. Tongkebban
=
Upacara balasan berupa kunjungan dari pihak wanita ke pihak pria.
10. Masekket batton
=
Saling mengantarkan masakan baik dari pihak lelaki maupun wanita pada saat hari raya.
11. Abhakalan
=
Pertunangan
12. Epaburung
=
Memutuskan pertunangan.
13. Obang panyeddhek
=
Pemberian uang dari pihak pria sebagai tanda hari perkawinan segera ditetapkan.
14. Ngangghi’ dhalika
=
Upacara dimana pihak pria membuat lencak (amben/balai-balai).
15. Ba-ghiba
=
Barang-barang bawaan yang dihadiahkan oleh pihak pria pada tunangan wanitanya.
16. Midodarenan
=
Upacara yang diawali dengan seraman (mandi).
17. Ba-tamba kebelina buje
=
Penyerahan uang tambahan dari pihak pria untuk kepentingan upacara pernikahan.
18. Pangada’
=
Juru bicara dalam pernikahan (biasanya dari pihak pria).
19. Matoro’a dhaging sakerra’
=
Upacara penyerahan baik dari pihak pria maupun wanita.
20. Mepenggha’ bhalabhar
=
Upacara pemotongan benang hitam, merah, ungu, hijau, kuning, jambon dan putih sebagai penangkal sifat-sifat buruk.
21. Mowang sangkal
=
Upacara yang bertujuan untuk menangkal kesialan yang dilambangkan dengan melemparkan buah terluar dari sesisir pisang.
22. Nabbhur
=
Menaburkan bunga campur irisan pandan wangi yang dilakukan setelah mowang sangkal.
23. Sembha songkem
=
Bersungkeman dengan orang tua kedua mempelai.
 
 Istilah-istilah Kesenian pada adat Madura :
 
1.
Poleng
=
Kain tenun kuno Madura yang terkenal mahal karena menggunakan kombinasi warna merah, putih, kuning, hijau lumut dan hitam. Warna-warna ini adalah warna yang dikeramatkan orang Madura karena dianggap suci.
2.
Lalongedhan/jhung kejhungan
=
Kidung
3.
Pantun
=
Pantun
4.
Syi’ir
=
Syair
5.
Papareghan
=
Sejenis gurindam
6.
Mamacan
=
Pembacaan bersama sebuah kakawinan yang umumnya berbahasa Jawa Kawi atau Madura Klasik sehingga artinya perlu ditafsiri seorang ahli.
7.
Tokang tegghes
=
Ahli makna untuk mamacan
8.
Hadrah
=
Kasidah/lantunan shalawat yang diiringi alat musik inti rebana.
9.
Terbhang
=
Rebana
10.
Diba’i
=
Bentuk kesenian agama berupa pembacaan shalawat nabi tanpa iringan musik.
11.
Samman
=
Tari dengan iringan lagu bertemakan agama/lantunan shalawat dengan alat musik gendang, seruling dan organ.
12.
Gambus
=
Lagu bertemakan agama yang diiringi alat musik mandolin, biola, akordion dan bas dan dinyanyikan kebanyakan oleh laki-laki sambil menari.
13.
Samrah
=
Lagu bertemakan agama yang diiringi alat musik rebana dan alat musik lain, dinyanyikan kebanyakan oleh wanita.
14.
Salendro
=
Gamelan bertangga nada lima.
15.
Pelong
=
Gamelan bertangga nada tujuh.
16.
Tanda
=
Penari wanita
17.
Luddruk
=
Drama tradisional Madura
18.
Bajang topeng dhalang
=
Seni teater khas Madura
19.
Taneyan lanjhang
=
Perumahan keluarga khas Madura
20.
Bhirang
=
Parang/golok
21.
Cakkong
=
Parang yang ujungnya runcing dan membengkok
22.
Calo’
=
Cakkong yang perutnya agak dilebarkan.
23.
Kodhi’
=
Calo’ yang pelebaran perutnya sangat mencolok sehingga membundar, digunakan untuk mengupas kelapa dari tempurungnya.
24.
Are’
=
Pisau melengkung membulan sabit yang bertangkai panjang dan biasanya dipakai untuk merumput.
25.
Karanjhang
=
Keranjang yang dianyam rapat yang biasa dijunjung di atas kepala wanita.
26.
Renjhing
=
Keranjang yang dianyam jarang yang biasa dipikul sepasang-sepasang oleh pekerja lelaki.
27.
Peltong
=
Tempat rumput dari daun kelapa.
28.
Cobbu’
=
Kotak dari daun siwalan.
29.
Cetteng
=
Bakul beralas kayu.
30.
Bhudhak
=
Kotak besar untuk tempat padi dari bambu.
31.
Nase’ kembhang nyamplong
=
Nasi putih bercampur jingga yang berasal dari nasi beras yang dicampur tumbukan beras jagung.
32.
Beddha’ nyeor sasowep
=
Bedak yang dipupurkan sehingga menghasilkan ulasan seperti cungkilan daging kelapa muda.
33.
Du’remmek
=
Mahkota cempaka gading yang ditusuki melati.
34.
Sekkar mellok
=
Bunga mawar merah yang dikelilingi melati.
35.
Kembhang campor bhabur
=
Pencampuran sejumlah jenis bunga dan irisan daun pandan wangi.
36.
Aeng ro’om
=
Air yang diharumkan dengan berbagai macam bunga.
37.
Roma bangsal
=
Rumah tradisional yang atapnya segi empat melimas dengan bubungan runcing berhiaskan jangkar.
38.
Roma peghun
=
Rumah tradisional yang atapnya segi empat melimas dengan bubungan tidak runcing dan berakhir dengan bubungan melebar berhiasan dua buah pentolan yang disebut bu-labu.
39.
Roma pacenan
=
Dapur atau bangunan tambahan yang atapnya rendah berbentuk persegi empat panjang.
 
 Istilah-istilah Kematian pada adat Madura :
 
1.
Talekken
=
Menuntun seseorang menyebut nama Allah sebelum meninggal.
2.
Lo’-tello’
=
Upacara mendo’akan orang yang meninggal di hari ketiga setelah wafat.
3.
To’-petto’
=
Upacara mendo’akan orang yang meninggal di hari ketujuh setelah wafat.
4.
Pa’polo
=
Upacara mendo’akan orang yang meninggal di hari keempat puluh setelah wafat
5.
Nyatos
=
Upacara mendo’akan orang yang meninggal di hari keseratus setelah wafat.
6.
Nyebu
=
Upacara mendo’akan orang yang meninggal di hari keseribu setelah wafat.
7.
Kholan
=
Upacara mendo’akan orang yang meninggal yang dilaksanakan setiap tahun sekal

SOTO MADURA QT :: Mon Tak Nyaman Jhek BheJher

0 komentar
Soto Madura adalah jenis soto yang berasal dari daerah Madura, Jawa Timur  berbahan dasar daging sapi, telur rebus, kentang goreng dan tauge, dengan bumbu ketumbar, bawang merah, bawang putih, jahe, kunir, laos, Kemiri, jeruk purut dan garam secukupnya
 

Cara membuatnya adalah dengan merebus daging sapi dengan air secukupnya sampai matang (sisihkan). Masukkan bumbu yg telah dihaluskan bersama serei kedalam kaldu daging, dimasak hingga kuah mendidih. Kuahnya ditaburi daun bawang, daun seledri dan bawang goreng campur sedikit bawang putih,  dihidangkan bersama-sama sambal soto dan irisan jeruk nipis.
 
Variasi :
 
Soto Sumenep : Soto ini disajikan dan dimakan dengan singkong, tauge goreng, bihun, bawang daun, bawang goreng, lontong, daging sapi atau usus sapi. Yang membedakan dengan Soto Pamekasan & Soto Bangkalan adalah bumbu kacangnya yang terdiri dari kacang, petis dan pisang muda yg di uleg halus.
 
Soto Pamekasan : terdiri dari kentang rebus, perkedel kentang, tauge, daging sapi atau daging ayam, soun, lontong, dan disiram dengan kaldu bening dengan bumbu merica dan bawang putih. Disajikan dengan bawang goreng, daun seledri, rempeyek dan bakwan jagung.
 
Soto Bangkalan : memakai tauge dan soun dengan daging sapi, ayam atau jeroan. Disajikan dengan ditaburi kentang goreng dan kuah kuning berbumbu kunyit dan jahe.
 
Sebagai kelengkapannya, segeralah anda mencobanya langsung di Kota Madura tersebut. Apalagi hidangan kuliner ini sangat mudah dijumpai di sana. Selamat bersantap Soto Madura!


by www.bangkalan-memory.net